[Battle Example] Rude.

Hmm—lagi-lagi.

Bocah itu mengetukkan kakinya perlahan. Ck. Constanza. Sudah tahu jadwalnya padat, kenapa masih saja menuntut harus latihan dengannya? Memang, harus diakui, yang menangani dokumen beserta administrasi berbagai misi adalah Chatelaine. Tapi kau kira, siapa yang menandatangani dan bertanggungjawab atas segala kerusakan yang terjadi di saat misi dilaksanakan, hah? Dia. Yang melobi siapa? Dia. Yang bekerja paling banyak siapa?

DIA!

...

Maaf, jadi sesi curhat sejenak.

Lagi, bergumam tanpa sadar. Antara mengomel dan juga menggerutu, mungkin? Sesekali menyibakkan helai kecoklatan miliknya yang seolah-olah tidak pernah bisa diatur. Jadi? Kira-kira kapan makhluk yang disebutkan di atas akan datang ke sini? Ayolah, Ellioth memang terkenal sebagai yang paling ramah di antara para Staff (minus Chatelaine) tapi itu bukan berarti kesabarannya tanpa batas.

Maka, cepatlah datang, Adriano Constanza. Atau hall tempat latihan ini akan segera hancur berantakan karena ulahmu.

Well, well. Apa yang dia lihat?

Sudah datang rupanya. Ellioth.

Hm.

Awalnya, dia pikir si bos yang satu itu tidak akan datang tepat waktu sesuai dengan yang telah dimintakan. Malah, dia tidak berpikir kalau si super sibuk Ellioth akan mau-mau saja menemani sesi latihannya kali ini. Nyatanya? Mau. Dan kalau sudah begini, tidak ada lagi yang dapat dia lakukan selain memberikan yang terbaik bagi Ellioth tersayang, eh? Tepatnya, penghargaan yang diserahkan dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Maksudnya?

Ini.

Satu jentikan dan di tangannya pun menyala bola api yang berputar dengan liar. Lelaki dengan rambut berwarna unik ini pun menyeringai, sekali lagi menjentikkan jarinya dan membiarkan bola api itu berkembang biak dengan bebasnya hingga terbentuk tiga kembar identik yang sama ganasnya. Lantas menurutmu, apa yang akan dia lakukan kepada bola-bola api ini? Well, dari kilat matanya yang berwarna kontras itu—masakan kau tidak dapat menebaknya?

Membiarkan bocah-bocah kesayangannya menyerang pimpinan besar itu, tentu saja.

The member 'Adriano Constanza' has done the following action : Roll of Luck

'Battle Dice' : 4, 1

@&%#&^%*!!!

Inikah yang dinamakan tidak tahu berterima kasih?

Percayalah, dia sudah cukup berbaik hati meluangkan waktunya untuk si sialan yang tidak tahu diri itu. Oh, apa? Dia tidak seperti biasanya, jadi mengomel begini? Well, salahkan saja tumpukan dokumen di mejanya yang belum tersentuh sama sekali dan juga pegunungan laporan kerusakan yang sama sekali belum dia baca. Yang namanya stress, bahkan bisa mengubah seorang santo menjadi setan yang dikuasai oleh amarah, bukan? Nah, dia pun tak ubahnya demikian. Santo saja bisa marah—apalagi dia.

Jadi?

Ya tentu saja, matanya melotot ketika melihat serangan bola api yang mengarah kepadanya.

Berdecak pelan, sosok bocah itu. Tsk. Adriano yang seperti ini, tidak pernah bisa benar-benar serius atau setidaknya memberikan penghargaan atas kedatangannya kali ini, eh? Yang jelas, baginya, serangan secara tiba-tiba itu bukanlah suatu penghargaan yang cukup baik. Si bocah pun merapikan jubah hitam yang dipakainya (sempat?) sejenak dan tak lama kemudian membalikkan tubuhnya. Oh, satu bola api berbelok jalurnya—tapi yang lain tetap mengarah ke tempatnya. Jadi?

Opsi paling pertama, karena dia belum siap sama sekali dengan Destrezza miliknya jelas—menghindar.

Tapi apakah berhasil?

The member 'Ellioth C. Fladenberg' has done the following action : Roll of Luck

'Battle Dice' : 6, 2

Cih, bisa menghindar rupanya.

"Man. You're no fun, Ellioth."

Kesal melihat bola-bola api kesayangannya tidak dapat menghantam target, dia pun memilih untuk menjentikkan jarinya sekali lagi dan membiarkan nyala itu menghilang dalam ketiadaan. Setelah beberapa saat, sosok lelaki muda itu pun melangkahkan kakinya, masuk lebih dalam ke ruangan yang lebih dikenal sebagai hall untuk latihan ini. Dan tentunya, langkah itu terhenti saat dia merasa posisinya sudah cukup dekat dengan sang pemimpin.

"Jadi? Tak kusangka juga kau benar-benar mau menemani latihanku di sini. Kepalamu terbentur di mana, sih?"

Diiringi dengan tawa terbahak darinya. Hm. Penasaran juga seperti apa balasan dari pimpinan terbesar organisasi yang tengah diikutinya ini. Mungkin sesuatu yang konyol? Atau justru sebaliknya? Well, dia tidak tahu seperti apa mood Ellioth sekarang. Tepatnya, sudah mendapatkan peringatan untuk tidak mengganggu yang bersangkutan dari Chatelaine, sayangnya justru dilanggar dengan manisnya. Kalau sampai terjadi sesuatu?

Ya—resikonya.

Mungkin.